|
Image by Alonso Romero (Pexels.com) |
Hujan menjadi satu hal yang sering dirindukan oleh banyak orang. Hujan menjadi suatu rahmat yang harus disyukuri. Petani menanti hujan agar sawah tidak mengalami kekeringan dan bisa segera memulai masa tanam. Hujan juga menjadi hal yang sering kali membangkitkan jiwa melankolis, sehingga banyak lagu dan syair puisi tercipta. Konon aroma tanah selepas hujan mampu membangkitkan ingatan masa lalu (kenangan).
Meskipun demikian, musim penghujan juga seringkali berpengaruh terhadap kesehatan kita. Pada musim hujan, biasanya terjadi peningkatan angka kejadian berbagai penyakit, misalnya flu, diare, demam berdarah, thyphoid, asthma, dan leptospira. Perubahan cuaca, kondisi lingkungan, dan juga daya tahan tubuh berpengaruh terhadap perkembang biakan dan virulensi kuman.
|
Image by Tehmasip Khan (Pexels.com) |
Cuaca yang sering kali buruk tidak berarti kemudian kita dapat menghentikan seluruh aktivitas di luar rumah. Tidak semua orang dapat bekerja dari rumah, karena itu badan yang sehat menjadi suatu syarat mutlak agar aktivitas dan pekerjaan kita tetap dapat berjalan dengan baik, dan tidak mengganggu produktivitas.
Lalu apa yang harus lakukan agar tubuh tetap fit di musim hujan? Beberapa langkah yang bisa kita lakukan antara lain adalah:
1. Menjaga asupan makanan
Asupan makanan penting untuk menjaga kesehatan. seperti kita ketahui, makanan selain sebagai sumber energi yang penting untuk melakukan aktivitas, juga berperan dalam membangun imunitas tubuh. Protein berfungsi antara lain membentuk imunoglobulin yang merupakan komponen penting pertahanan tubuh.
Buah dan sayur termasuk jenis makanan yang sangat baik untuk ditingkatkan konsumsinya. Selain kaya serat, buah dan sayur juga mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi yang mencukupi akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.
2. Konsumsi suplemen vitamin
Terkadang, kebutuhan vitamin tidak dapat terpenuhi dari asupan makanan yang kita konsumsi. Pada kondisi tubuh yang kurang fit, daya tahan tubuh yang sedang menurun, ditambah dengan kondisi lingkungan dan cuaca yang kurang bersahabat, kita dapat mengonsumsi suplemen multivitamin dan mineral.
3. Cukup mengkonsumsi air
Sering kali, karena udara dingin, kita menjadi lupa untuk minum dan sibuk melakukan pekerjaan kita. Air penting sebagai zat pengatur metabolisme.Air sebagai komponen terbesar darah, jumlah yang cukup akan sangat membantu sirkulasi darah, mendukung perannya untuk suplai nutrisi dan Oksigen ke seluruh tubuh. Air dari tubuh diekskresikan dalam bentuk keringat dan urin, hal ini juga berperan penting menjaga suhu tubuh.
Tubuh yang kekurangan cairan akan menunjukkan tanda dan gejala dehidrasi. Tanda dan gejala tersebut antara lain, merasa kehausan, tubuh terasa lemas, elastisitas berkurang, pada kondisi yang lebih berat mukosa mulut kering, berat badan, dan buang air kecil berkurang.
4. Melakukan olahraga
Sangat mungkin kita mengalami keterbatasan untuk melakukan olahraga outdoor, seperti lari, tennis, bersepeda, atau sepakbola. Namun, sebenarnya kita masih dapat melakukan beberpa jenis olahraga yang dapat dilakukan indoor dan bahkan di dalam rumah sendiri. Beberapa olahraga dapat dilakukan sendiri ataupun bersama trainer ataupun anggota keluarga yang lain. Hal ini tentu saja bermanfaat juga untuk mempererat hubungan antara anggota keluarga. Kita dapat melakukan yoga, treatmill, atau senam di rumah. kita juga bisa melakukan oleh raga basket, badminton, futsal bersama teman-teman dalam ruang beratap.
|
Image by Mikhail Nilov (Pexels.com) |
5. Gunakan mantel/jaket/payung dan pelindung lainnya jika bepergian
Pada musim penghujan di Indonesia, seringkali hujan lebat turun sepanjang hari bahkan tidak jarang disertai dengan angin dan badai. Karena itu, semua orang hendaknya memiliki perlengkapan seperti jaket, mantel atau payung, serta alas kaki pelindung.
Hujan seringkali menimbulkan banjir di beberapa daerah. Air tergenang atau mengalir juga bisa menjadi media yang efektif untuk tumbuh ataupun menyebarnya bakteri ataupun parasit. Kasus leptospira di Jakarta biasanya meningkat pada saat musim hujan atau saat banjir. Ini terjadi karena leptospira, yang biasanya ada pada kotoran atau urin hewan pengerat, terbawa air dan masuk ke tubuh melalui luka terbuka pada kulit atau makanan yang tercemar. Karena itu, pakaian pelindung, alas kaki sebaiknya digunakan. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga hal yang harus dibiasakan.